Tim Van Damme Inspired by Tim Vand Damme

About me

Foto saya
Assalamualaikum. . . Saya pernah mendengar beberapa orang bijak berkata "The most important thing in yours is your life." Jadi saya pun berfikir "How essential our life?" dari situlah blog ini saya buat. Yang berisi beberapa pemikiran2 saya tentang hal - hal yang menyangkup kehidupan, dan saya bubuhi juga dengan sebuah cerita bersambung. Semoga bermanfaat dan selamat membaca :)

Network

Blog

Kamis, 08 Juli 2010

'Kepanggeh' Langit [prologue]

      Disini saya akan menampilkan NoBung, Novel Bersambung, dan prolog ini akan membawa anda untuk membuka Novel ini. Semoga anda dapat menikmatinya. . .


                                                                      P R O L O G U E

           1309, di Eskişehir, Sultan Osmani I sedang berjalan sambil mencermati dengan saksama prajurit - prajurit yg dikumpulkan pamannya untuk memulai ekspedisi ke Balkan, Kerajaan Serbia. Langkahnya terhenti tatkala ia melihat sesuatu yang berbeda pada salah satu pasukan pikemen nya. Ya, dia menyadari bahwa ada seorang prajuritnya yang bukan keturunan Bangsa Arab. Dia pun berhenti tepat didepan prajurit itu lalu bertanya, " Dari manakah anda wahai prajurit penbawa tombak?" prajurit itu berum berani mengangkat wajah nya dan memandang Sultan Osman I yang bertanya kepadanya. Ia pun perlahan mengankat kepalanya seraya berkata, "dari negri jauh disana Baginda.". Lalu Baginda Sultan bertanya kembali " Apa itu sangat jauh dari sini? dan bagaimana negrimu tersebut? Lantas mengapa kau bisa ada disini berbaris bersama ribuan tentaraku disini?". "Ceritanya sangat panjang untuk di uraikan Baginda, Negri ku terletak jauh di tenggara sana, telah puluhan tahun hamba tidak kesana lagi, dan Negri ku sangat jauh berbeda dengan Syam, disana air seperti pasir di padang rumput" jawab prajurit itu. "Ya Salam, Maha Kuasa Engkau dengan segala kebesaranNya, nanti ketika kita telah sepertiga jalan dari Kosovo mampirlah kecamp ku, ada banyak cerita yang ingin ku dengar dari mu.". Prajurit itu tersenyum dan mengangguk pelan. Setelah empat per lima perjalanan, Pasukan Turki Osmani berhenti dan mendirikan tenda didekat sumber air minum terbesar yang di jumpai sepanjang perjalanan. Air sudah terasa dingin karena hampir tiba di daerah Balkan. Seorang prajuritpun datang menjumpai orang tenggara itu, lalu menyuruhnya agar segera menuju camp Sultan Osman.
        Camp nya terletak jauh di depan, anak kecil pun akan tau kalau camp itu adalah camp Sultan karena camo itu berdiri begitu megahnya, dengan warna hijau yang cerah dan bendera Kesultanan Osmani yang berkibar di kubah camp itu. "Ah, ini dia yang kutunggu - tunggu." kata Sang Sultan sambil tersenyum. Orang tenggara itu pun langsung membalas senyumannya dan langsung memberikan sujud terhadap Sultan dan berdiri kembali. "Walaupun badanmu ditutupi jubah tapi aku yakin dari bentuk badan mu bahwa kau bukan orang biasa, wahai orang tenggara, siapa dirimu sebenarnya?" tanya Sang Sultan sembari mengitari orang itu. "Beri aku dua bilah pedang, maka aku akan menebas kepalamu" kata orang itu dengan tatapan mata yang tajam. Lalu Sultan itu tersenyum dan berkata, "Ternyata dugaanku benar, kau bukan orang sembarangan. Ceritakanlah tentang dirimu, keluargamu dan asalmu. Aku yakin kau memliki cerita yang menarik.".
        "Boleh hamba duduk disebelahmu Baginda? Karena hamba akan bercerita sangat panjang." kata orang itu dengan penuh rasa hormat. "Silahkan, dan aku yakin kurma pamanku akan cocok menemani kita dalam bertualang dalam ceritamu. Silahkan dimakan." kata baginda sembari menyodorkan kurma kearah orang itu."Terima Kasih."katanya sembari mengukir senyum diwajahnya, lalu iya mulai bercerita, "Dulunya, saya adalah seorang Panglima Perang, atau dalam bahasa kami disebut "Senopati". Biasanya saya memgang dua pedang di tangan kanan dan kiri, walau ini sangat tidak lazim bagi seorang Senopati. Karena yang biasanya memegang dua pedang sekaligus, di negri kami hanyalah para assassin atau para pembunuh bayaran. Tapi begitulah guru ku mengajariku bertarung sehingga dalam medan perang pun aku tetap memgang 2 pedang secara bersamaan." dia berhenti sejenak, lalu melanjutkannya kembali "Saya memiliki seorang istri dan dua orang anak kembar, sekerang mereka ada di pinggir kota Eskişehir, saya membuat sebuah ladang disana." "ouh, apa istrimu orang Osmani?" "Bukan Baginda, dia orang tiongkok, orang china" lalu Sultan mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa bisa seperti itu? aneh" "sebuah cerita yang panjang Baginda, nanti akan saya ceritakan lengkapnya." jawab orang itu sambil mengutas seuntai senyum."Lalu bagaimana dengan negerimu, ceritakan kepadaku tentang negerimu." tanya Baginda lagi. "Saya berasal dari tepat di selatan China, negeri penghasil rempah - rempah terbesar didunia. Terdiri dari banyak pulau - pulau, beberapa pulau kami banyak dikenal oleh para pedagang dunia, seperti Sumadwipa dan Javadwipa, lalu Selat malaka dan Pulau Borneo."
jawabnya "Ah, aku pernah mendengar negeri itu, dari beberapa saudagar yang singgah di Turki, sungguh cerita yang mengagumkan, ceritakan kepadaku tentang hidupmu wahai prajuritku."
        Lalu orang itu menghirup nafas yang dalam lalu mulai becerita, "Kisah hidupku dimulai dari sebuah kerajaan besar di Pulau Javadwipa, yang bernama "Singasari". Dari situ kisah hidupku yang berliku panjang dimulai. . . . ."

0 comments:

Posting Komentar


Essentially Life Design by Insight © 2009